FLESHGOD APOCALYPSE - ORACLES (2009)

Ini review pertama kali....skli lgi saya bnar2 pendengar murni, bner2 tidak tau mengenai teknik dan istilah musik. jadi mhon maaf kl skrang atau bsok2 ada kata2 yg kliru....krena pengamatan saya hanya dri sisi pendengar...




Tracklist:
1. In Honour of Reason
2. Post-Enlightenment Executor
3. As Tyrants Fall
4. Sophistic Demise
5. Requiem in Si Minore
6. At The Guillotine
7. Embodied Deception
8. Infection Of The White Throne
9. Retrieving My Carcass
10. Oracles

Time : 37.45

Line Up:
Paolo Rossi - Vocals, Bass
Cristiano Trionfera - Guitars
Francesco Paoli - Guitars, Drums, Back Vocals
Francesco Ferrini - Orchestra/ Piano

Genre : BRUTAL (CLASSICAL) DEATH METAL



1. “In Honour of Reason” Track dibuka dengan intro 13detik yang menghanyutkan. Kemudian dilanjutkan dengan paduan riff dan double bass yang asik didengar selama 15 detik. Pertama dengar track ini seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiran…sepertinya drum-nya kok sempurna sekali..sangat..sangat konstan. Beberapa review juga menyatakan hal yang sama bahwa apakah pada album ini FLESHGOD APOCALYPSE (FA) menggunakan drum machine…?? Semua terdengar sangat rapi seperti mendengar permainan Raymond Herrera-nya FEAR FACTORY. Pada genre di atas saya menuliskan CLASSICAL..ya…FA memang memasukkan unsure musik2 klasik dan opera ke dalam style mereka. Pada menit 03.34 s/d 03.44 contohnya…kemudian pada menit 04.01 s/d 04.24 adalah perpaduan simponi orchestra yang dibungkus dengan ultra brutal death metal. AWESOME!!!

2. “Post-Enlightenment Executor” Track ini penuh dengan riff dan ketukan drum yang cepat, diselingi oleh permainan gitar yang rada2 mirip sound black metal-nya. Vokal Rossi adalah tipikal dengan brutal band lainnya dengan jenis growl-nya. FA sebenarnya juga bermain di area teknikal tapi lebih gampang dinikmati…saya ga begitu tau detailnya…cuman sepertinya untuk bisa menikmati teknik gitar FA tidak sesulit dan selama menganalisa PSYCROPTIC (Ob-Servant) atau OBSCURA… Karena begitu pertama kali dengar, FA langsung bisa tercerna tanpa perlu mengunyah 30x….(seperti yang disarankan dokter).

3. “As Tyrants Fall” Ada sisipan2 sedikit groove pada track ini…dan pengambilan vokal yang dibuat bergantian pada masing2 sisi speaker kiri dan kanan..keren! Saya ga tau istilah dalam gitar tapi teknik yang ditampilkan pada menit 02.05 s/d 02.19 sepertinya menjadi trademark FA karena pada tiap track teknik ini selalu dimunculkan…dan menariknya teknik ini tidak susah untuk dinikmati…renyah (mengambil istilah dari Miss Owner). Dan yang tidak pernah saya duga adalah pada menit 02.57 s/d selesai….S@iT!!!, FA mengolah track ini dengan menyisipkan komposisi musik klasik yang saya ga tau mengambil kiblat dari mana…apa Bach, Beethoven, Chopin atau siapapun lah…FA sinting!!

4. “Sophistic Demise” Tidak ada jeda antara track 3 dan track ini, langsung dibai’at dalam kondisi maksimum blasting drum (incl. double bass). Riff yang menemani ledakan drum tersebut di set dalam kondisi normal baru pada menit 00.57 s/d 01.26 ritme-nya menjadi lebih teknikal dan cepat. Dan lagi2 teknik seperti yang saya sebutkan pada track 3 diatas ditampilkan lagi dengan menyusunnya dari nada rendah ke nada tinggi. Dan vokal Rossi sangat menunjang dan pas sekali sebagai bagian dari sebuah komposisi FA.

5. ”Requiem in Si Minore” Saya hanya mencoba membayangkan kalau track ini dibawakan dalam konsep orchestra atau klasikal dengan menggunakan vokal Tarja Turunen. Ga tau…sepertinya berantakan :) :)

6. “At The Guillotine” Riff pada track ini dikemas dengan alur2 yang berubah-rubah dan lagi2 ada penggunaan sound black metal pada track ini. Ada sedikit bagian yang melodic dan kombinasi tersebut enak untuk didengar…berbeda dengan pure brutal death metal dan teknikal brutal band. Saya belum tau jika ada band lain-nya, tapi sejauh yang saya tau FA mencoba untuk merumuskan suatu ke-originalan dengan konsep Oracles ini dan sepertinya mereka berhasil.

7. “Embodied Deception” Lagi!!! Mereka menggunakan piano…track ini mereka menggunakan unsur klasikal pada intro-nya…kadang seperti mendengar musik Dark Tranquillity – The Gallery seperti dapat disimak pada 01.13 s/d 01.42, dan baru pada 01.45 saya mendengar permainan solo bas meski hanya sebentar. Dan juga sisipan breakdown 02.17 s/d 02.22….dan dilanjutkan dengan teknikal gitar lagi. Sebuah track yang komplit….dengan penutup yang keren.

8. “Infection Of The White Throne” Satu hal yang membikin album ini enak didengar adalah pilihan sound untuk double bass yang empuk….benar2 memicu adrenalin diluar apakah benar band ini menggunakan human drummer atau drum machine..Pada track ini FA menampilkan sisi groove dan breakdown yang cukup lama dan asik didengar juga sedikit petikan bass yang dominan…saya berpikir bagian tersebut menjadi bagian favorit pada track ini tapi ternyata saya keliru karena menit2 selanjutnya adalah sebuah konsep music yang sangat asik bagi saya…..*^&@%#!@!!! saya berpikir bahwa track ini akan selesai ternyata masih ada outro dengan menggunakan paduan suara/ koor dengan bahasa latin!!!!

9. “Retrieving My Carcass” Track ini adalah track dengan tempo yang tidak terlalu cepat dibanding track lainnya. Menggunakan beberapa sisipan breakdown, teknikal gitar dan petikan bass dan tidak terlalu banyak blasting drum….dan ditutup dengan narasi dengan menggunakan suara normal yang kasar.

10. “Oracles” Ini adalah track penutup yang secara keseluruhan adalah instrument music klasik. Silahkan dinikmati.


Dikutip dari myspace-nya FLESHGOD APOCALYPSE:

“ORACLES” – Fierce Anti-Sophistic Sermons, Sharp Strings Laments, Unmercyful Skins Shredding and Refinded Orchestral Interludes, In a Unique Opera for the Celebration of The Ratio and The Possitivist Thought, Honouring the Fathers of The Classical Music.


Sesuai dengan statement di atas, tema yang diusung oleh FA memang anti keTuhanan dan sangat menjunjung tinggi rasionalitas dan sesuatu yang kasat mata. Cuman saya ada komen…di atas mereka nulis berpikir positif sedangkan mereka sendiri pada liriknya malah berpikir negative terhadap Tuhan…menurut saya ini tidak konsisten.

Ok…untuk penggemar brutal death metal ini adalah recommended dan penggemar sesuatu hal yang berbau progressive/ tekhnikal ini adalah mata kuliah wajib. Dan tidak bosan2nya saya akan selalu menyatakan bahwa Death Metal tidak pernah akan habis dengan sesuatu terobosan baru. Dulu saya pernah membayangkan (sewaktu pertama kali dengar NILE skitar tahun 1995) ada ngga ya suatu saat yang akan membawakan sebuah aransemen brutal death metal dengan menggunakan tambahan perkusi khas Minang…Talempong…??? Siapa tau…
:) :) :)


Non Stop Grinding Arts


Score : 4/5

Comments

Post a Comment