Terus terang tidak tau bagaimana memulai tulisan ini, karena belum pernah mereview sebuah show sebelumnya. Dari Indramayu berangkat ke Jakarta dengan membawa semacam perasaan penasaran…”bagaimana respon saya nanti ketika melihat, mendengar dan menyimak sebuah show yang diisi oleh satu band yang mengusung Technical Brutal Death Metal dan satunya lagi Melodic Death”. Catatan: berhubung saya bner2 ga tau istilah dan teknis alat dan bermain musik, akan banyak mungkin ditemukan kejanggalan/ kekeliruan istilah dalam tulisan d bawah..mohon dimaklumi.
Ketika sampai di stadion tenis indoor senayan yang melewati lokasi parkir jam menunjukkan sekitar jam 8malam, pertanyaan langsung menghampiri “sepertinya kok sepi ya? Tidak begitu banyak keliatan para manusia dengan seragam khasnya dengan kaos hitam? Apa sudah pada masuk k dalam arena?” Pertanyaan ini timbul karena dari (hanya) beberapa kali konser band2 extreme metal yang pernah saya ikuti rata2 jumlah massa yang datang cukup rame, dan ini tidak saya temukan pada malam itu. Sambil menuju ke dalam stadion saya mengambil kemungkinan kalau massa tersebut sudah berada di dalam arena…dan saya kembali sedikit terkejut juga mendapati di dalam arena dengan kondisi yang boleh dibilang sepi…plus dengan AC yang cukup dingin dan pada saat itu kebetulan band pembuka Melody Maker sudah selesai tampil.
Mengambil tempat festival sambil duduk selonjoran d bawah menunggu selesainya sound cek Psycroptic kembali melihat-lihat sekeliling….saat itu saya spertinya sdah berani menyimpulkan kalau massa yg akan datang tidak akan memenuhi 3/4 bagian festival stadion.
Perhatian kembali dialihkan ke Psycroptic, dan hampir mendekati jam 8.30 Jason Peppiat, Joe & Dave Haley dan Cameron Grant sudah mengisi tempat di panggung. Tidak tahu setlist dari Psycroptic ini…beberapa hal yang saya ingat : lagu awal adalah lagu yang kurang familiar dengan kuping karena terus terang saya juga belum hapal dengan lagu2 mereka dan ternyata tubuh saya masih belum bisa mendapatkan “rasa”nya meskipun semua personel sudah menggeber dari awal. Baru pada saat Jason mengatakan mereka akan memainkan The Isle of Disenchantment semua indera saya langsung terbangun dan heyy…ini dia…saya sudah mendapatkan “rasa” tersebut, Dave sudah sibuk dengan drum-kit-nya, saya mulai memperhatikan Cameron dan jari2-nya saya dapati sudah berlari, dan Jason dengan dual vokal-nya juga penuh energy. Dan ternyata memang saya lebih menyukai karakter vokal-nya Chalky, Jason pada album Observant memasukkan unsur growl ringan/kasar yg kadang saya merasa terbawa suasana vokal tipikalnya metalcore (mngkin state ini akan diprotes, gpp) dan ini mempengaruhi penilaian pribadi saya. (Ob)servant menyuguhkan double bass yang asik dari Dave dtimpali dengan pindah2nya tangan dia dari sisi kiri ke kanan cymbal begitu juga sebaliknya dan lagi perhatian saya banyak tersedot ke Cameron, teman kita satu ini benar2 menarik sekali untuk dilihat. Pada kesempatan ini juga hasil pergerakan jari2 Joe mlai detail terdengar. Ya…sound untuk gitar sepertinya masih kurang maksimum sehingga saya krang begitu mendapat pola dari Joe, jadi seperti sedikit meraba. Lompat ke lagu The Sword of Uncreation sampai dengan (kl ga salah) lagu penutup Initiate benar2 mengalami suatu lonjakan adrenalin yg asik.
Ya, Psycroptic dengan dukungan sound dan pencahayaan yang bagus oleh Solucites bagi saya pribadi berhasil menyuguhkan suatu permainan yg menarik, Joe dengan riff dan teknikal ala death metal-nya, Cameron yang bgi saya menjadi suatu nilai plus karena berhasil menyita bnyak perhatian saya ke dia, melihat aksi jari-nya bner2 asik Dave dengan loncatan2 agresifitas tangannya dan atraktif-nya Jason dngan logat Australia-nya yg medok….Meski ada kendala di awal saat mike Jason beberpa kali bermasalah dan sound gitar yg sedikit tertimpa dngan alat music lainnya sehingga krang bsa menikmati permainan-nya Joe secara detail, PSYCROPTIC menunjukkan suatu performa dengan kualitas yang bagus. Setelah Psycroptic turun ternyata masih ada sedikit ketidak puasan….saya belum puas dengan hanya 7 atau 8 lagu…adrenalin saya masih banyak sisa-nya, suhu badan saya baru mulai menghangat, detak jantung baru naik 1/3 dr detak normal-nya….kemudian berpikir sebaiknya sisa energy ini di lepaskan saat pertunjukan berikutnya.
Sembari menunggu penampilan Ammot Cs, saya kembali melihat kondisi sekitar…yah belum ada penambahan massa yg signifikan, Pemikiran2 lebih lanjut saya tahan dulu, nanti setelah semua pertunjukan selesai baru dikembangkan lagi, siapa tau saya salah dlam ber-asumsi. Bahkan sodara saya yg masih semester 5 malam itu sempat melontarkan kalimat “aku tidak mau men-justifikasi sebuah genre, karena aku baru bisa menilai sebuah genre setelah aku masuk ke dalam genre tersebut dan mempelajarinya dngan detail, bukan dengan hanya beberapa kali mendengar, aku butuh lebih dari itu untuk bsa menilai.” Hahaha…sebuah celutukan yg sangat bagus, meski dia masih muda dan bukan penyuka genre ini.
Yah…ketika ngbrol dengan sodara saya, massa ternyata sdah mlai bertambah sedikit demi sedikit dan pada saatnya massa mulai heboh, berteriak Arch Enemy…Arch Enemy…Arch Enemy…Yah, disisi kanan panggung dengan kondisi gelap terlihat bbrapa orang dngan rmbut panjang dngan badan yg tnggi dan diantaranya ada satu badan yg jd kelihatan mungil.
Hmm, Daniel masuk dan duduk d blkang drum kit kmudian pertunjukan dimulai dengan Blood on Your Hands, saya ga nyangka sebelumnya kl Michael itu kliatan tnggi dan lebih kaget lgi Sharlee ternyta tinggi besar hehe….
Apa mungkin krena sudah diam bbrapa saat dan suhu tubuh menurun, lagi2 saya terlambat bereaksi dengan penampilan awal Arch Enemy ini, pasti lgi2 saya terlambat untuk menyelaraskan “rasa” tersebut…saya butuh waktu. Dari catatan saya baru pada lagu2 berikutnya saya mulai mendapatkan sentuhannya, saya ga hafal dengan lagu2 AE tpi kalo melihat komposisi lagunya ini adalah lagu dari album lama mereka, mungkin The Immortal, riff2nya keren, cepat dan yg pasti dengan balutan melodic. Sound yang dihasilkan bagus bnget sependengaran saya,, double bass-nya Daniel wuih….sampai terasa menghantam di dada…keren, Vokal Angela ya..dia salah satu vokalis death metal cewe yang cukup lama bertahan, dan memang benar perpaduan growl degann scream dalam satu lyric memang menjadi daya tarik. Dibandingkan dengan Johan Liiva yg mengambil tipe vokal Swedish death metal murni, Angela jadi lebih bervariasi dan tidak membosankan, Angela jg cukup atraktif untuk memncing penonton spaya lebih heboh responnya (mngkin dia berharap akan mendapat respon seperti di Korea dan Jepang yang bnar2 antusias massanya, mngkin lain kali jka ada kesempatan lagi moment itu akan anda dapatkan, Angela. Bsa jadi krena ini adalah kali pertama band Melodeath tampil d Indonesia). Duet duo Ammot sepertinya ga usah dibahas terlalu jauh, banyak orang sudah mengakui kl dua sodaraan ini memang bagus teknik dan permainannya, baik secara tim maupun personal. Beberapa kali Christopher dan Michael solo bergantian dengan tidak saling membenamkan…bukti suatu kerjasama yg baik. Christopher bner2 kalem dengan rambut pendek-nya, kya anak kuliahan habis slesai siding skripsi. Michael….kalau ini pertama kali liat saya mikir apa dia make masker jd kliatan putih bnget wjahnya? Hehe..dngan rambut panjang dan menarik dia lebih cocok jdi bintang iklan shampoo rambut kyanya hahaha….Michael jg cukup atraktif dengan massa, beberapa kali terlihat dia jga memberi aba2 kpada pnonton spaya massa lebih aktif. Dan si Giant Sharlee…hehe…dialah yg paling atraktif yg saya liat, apa krena bdannya yg tinggi bsar shngga jd klihatan dominan..entahlah, yg pasti Sharlee adalah orang yg paling semangat, tiap kocekan tangannya pada bass gitar selalu dibarengi dengan goyangan tubuh yg penuh energy, cukup sering dia mengacungkan dan mengepalkan tangan k hadapan massa seolah2 ingin menyatakan kl dia ingin membagi kegairahan dia tampil malam ini tanpa peduli dngan jumlah massa yg hadir…respek saya untuk anda Sharlee…. Yang paling tidak kelihatan adalah Daniel, baru pada saat drum solo kit dibiarkan dengan puas melihat aksi-nya. Didukung dengan sound yang sangat bagus dari Solucites, mata, kuping dan perhatian kita tidak terlepas dari drum dan orang yg ada di belakangnya itu sampai dengan selesai. O ya, mungkin saya keliru, sepertinya beberapa lagu selepas drum solo ini, Daniel lebih sering bikin double bass-nya dibanding dngan lgu asli yg ada di album, apa ini untuk menaikkan tempo supaya massa lbih panas…saya ga tau…mngkin saya keliru. Jadi pertanyaan jga adalah lagu yg saya ckup kenal adalah Bury Me an Angel, dari setlist yg beredar lagu ini berada di urutan 013, tpi sepertinya lagi lagu ini dimajukan, apa lagi2 saya yg keliru…..ya, kmungkinan saya keliru juga, dan bsa jdi keliru lgi krena tempo lagu ini lebih cpat lgi d banding dngan yg d album. Apapunlah…yg penting selanjutnya adalah lgu lainnya yg ckup saya kenal Pilgrim…yeah!! Bury Me an Angel dan Pilgrim adalah list favorit saya pada setlist mereka. Keren….riff2 dan melodi2 yg agresif seperti inilah yang membuat saya terkesan dengan AE. Pilgrim = The Best Song (bg saya hehe, track ini dulu sering saya ulang..ulang dan ulang…dan mlihat langsung AE memainkan track ini bkin merinding bulu saya dan jujur bdan saya gemetaran saat itu….I’m too excited….trims untuk semua). Dan dilanjutkan dengan masing2 solo dari duo Ammot, tidak bnyak komentar…saya senang melihat permainan mereka berdua….alis saya sampai bertemu karena terlampau serius memandangi aksi bergantian dr dua orang tersebut (meski ga ngerti apapun tntang teknik bermain music apalagi gitar…sama skali, hahaha…).
Secara keseluruhan penampilan baik PSYCROPTIC dan ARCH ENEMY sempurna, didukung oleh tata suara dan pencahayaan yang sangat baik oleh SOLUCITES, saya merasa “cukup” puas. Cukup puas…karena energy saya masih tersisa, masih cukup untuk sampai pagi, dalam arti kata saya masih menginginkan sesuatu seperti ini lagi!!
Solucites berhasil menyuguhkan suatu tontonan yg menarik, bahkan sampai kamis pagi berangkat balik ke indramayu sempat ngomong ke istri "aku masih tidak puas, adrenalinku masi cukup banyak untuk liat konser mreka sampai pagi" artinya dlm satu hal solucites brhasil dlam krjaannya, mereka menyuguhkan suatu show yg berkualitas. Kerja yg bagus dari Solucites dan lanjutkan!!
Permasalahannya adalah "lagi2" jumlah massa, begitu bagusnya show malam tersebut, yg datang tidak sampai 1000-an orang, ada pemikiran timbul setelah melihat kondisi tadi malam "kl seandainya konser2 extreme metal akan berlaku seperti ini bagaimana pandangan prmotor2 terhadap kelayakan mendatangkan band2 tersebut? Bisa2 mreka akan jera dan tidak mau mengmbil resiko lagi, trus trang saya mulai membayangkan kalau Amon Amarth bisa2 batal datang ke sini, suatu hal yg tidak saya harapkan sama sekali karena ini akan mengkibatkan reaksi berantai ke depannya" Mungkin ini akan jadi bahan pembelajaran buat kedepan.
Terima Kasih untuk Solucites. Moment kemaren menjadi barometer bagi saya pribadi untuk technical brutal death metal dan melodeath band. Terima kasih telah menjaga nafas (death) metal, terima kasih SOLUCITES. Jangan jera dan di tunggu "oxygen"2 brkutnya. Great Show!
Comments
Post a Comment